Search your world

technology

Technology is the usage and knowledge of tools, techniques, crafts, systems or methods of organization in order to solve a problem or serve some purpose. The word technology comes from Greek τεχνολογία (technología); from τέχνη (téchnē), meaning "art, skill, craft", and -λογία (-logía), meaning "study of-".[1] The term can either be applied generally or to specific areas: examples include construction technology, medical technology, and information technology.

Technologies significantly affect human as well as other animal species' ability to control and adapt to their natural environments. The human species' use of technology began with the conversion of natural resources into simple tools. The prehistorical discovery of the ability to control fire increased the available sources of food and the invention of the wheel helped humans in travelling in and controlling their environment. Recent technological developments, including the printing press, the telephone, and the Internet, have lessened physical barriers to communication and allowed humans to interact freely on a global scale. However, not all technology has been used for peaceful purposes; the development of weapons of ever-increasing destructive power has progressed throughout history, from clubs to nuclear weapons.

Technology has affected society and its surroundings in a number of ways. In many societies, technology has helped develop more advanced economies (including today's global economy) and has allowed the rise of a leisure class. Many technological processes produce unwanted by-products, known as pollution, and deplete natural resources, to the detriment of the Earth and its environment. Various implementations of technology influence the values of a society and new technology often raises new ethical questions. Examples include the rise of the notion of efficiency in terms of human productivity, a term originally applied only to machines, and the challenge of traditional norms.

Philosophical debates have arisen over the present and future use of technology in society, with disagreements over whether technology improves the human condition or worsens it. Neo-Luddism, anarcho-primitivism, and similar movements criticise the pervasiveness of technology in the modern world, opining that it harms the environment and alienates people; proponents of ideologies such as transhumanism and techno-progressivism view continued technological progress as beneficial to society and the human condition. Indeed, until recently, it was believed that the development of technology was restricted only to human beings, but recent scientific studies indicate that other primates and certain dolphin communities have developed simple tools and learned to pass their knowledge to other generations.

anda tahu internet sehat

segala yang berhubungan dengan internet bagi sebagian orang menganggapnya biasa,tetapi dengan kreativitas semua bisa diubah,banyak hal yang bisa dilakukan di internet,bisa mencari informasi,menemukan hal-hal yang belum diketahui,menjelajah dunia,berhubung dengan orang lain,bersosialisasi,dan meningkatkan IQ.kita bisa memilah apa saja yang ada di internet.bahkan di internetpun bisa meraup pengahasilan kalau kita mau belajar.internet satu kata yang mempunyai banyak arti.

9 Tips Sehat dan Aman Bermain Game

Bermain game di komputer atau di konsol video game seperti PlayStation, Nintendo, Sega, Xbox, dan lainnya, bagi sebagian orang adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan. Di balik itu semua, bermain game dapat berdampak buruk (negatif), meski ada juga sisi baiknya (positif).

Nah, untuk mendapatkan dampak baik secara maksimal dan memperkecil dampak buruk dari main game, ada baiknya Anda membaca tips dan triks kiriman dari pembaca berikut ini:

1. Batasi Waktu Main Game

Kalau sudah enak main game biasanya orang lupa waktu untuk berhenti dan melakukan kegiatan berguna lain. Di awal main game tetapkan waktu sekitar satu atau dua jam saja. Kalau perlu pasang jam weker untuk mengetahui batasan waktu.

Main game kelamaan dapat berdampak buruk pada tubuh kita, karena otak yang konsentrasi penuh pada game akan mengabaikan kegiatan penting atau kebutuhan tubuh seperti makan, minum, ibadah, mandi, tidur, istirahat, olahraga, bersosialisasi, dan lain sebagainya. Terkadang orang baru sadar setelah main game terasa pusing.

2. Jangan Main Game Tiada Akhir

Usahakan, pilih game yang tidak bikin kita kecanduan untuk memainkannya berbulan-bulan dan bertahun-tahun dan menghabiskan banyak waktu seharian untuk memainkannya agar menghasilkan game yang baik.

Tentu saja hal itu akan membatasi kita untuk mengetahui game-game baru lain, membuat penasaran terus, dan kadang bisa merasa malu jika status account game yang kita mainkan memiliki hasil yang rendah dibanding gamer lain. Alangkah baiknya jika kita gunakan waktu yang ada untuk kegiatan lain.

3. Hindari Game Sulit yang Memancing Emosi

Game yang susah terkadang bikin kita kesal dan akhirnya emosi dan marah-marah nggak jelas. Pencetan dan joystick pun bisa jadi sasaran kalau lagi kalap dan bisa dibanting, dipukul, diinjak, dan beragam tindak kejam lainnya.

Tidak hanya mesin konsol atau komputer PC/laptop saja yang jadi rusak. Tangan, kaki dan badan pun bisa sakit kalau melakukan tindak kekerasan pada benda mati yang keras dan padat. Hentikan main game jika sudah emosi dan langsung nonton teve untuk meredam amarah.

4. Mainkan Game yang Mengasah Otak

Ada banyak game yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir otak kita seperti game puzzle, game kasus, game ingatan, game strategi, dan sebagainya. Ada juga game yang lucu bisa menghibur kita saat memainkannya.

Analisa game yang Anda mainkan, apakah dapat memberikan dampak positif serta bisa memberi hiburan atau kemampuan berpikir. Jika tidak memberikan apapun, berarti game itu hanya membuang waktu Anda saja.

5. Ajak Orang Lain Main Bersama

Main game beramai-ramai jauh lebih baik daripada main sendirian. Dengan mengajak teman, keluarga, tetangga, pacar, dan sebagainya main game kita akan mempererat hubungan kita dengan orang lain. Tentunya, selama game yang dimainkan cocok untuk dimainkan bersama-sama dan tidak bikin emosi.

Main game sendirian saja akan menghilangkan jiwa sosial kita dan dapat mengurangi jumlah teman kita dari waktu ke waktu. Teman kenalan dari main game online bukan teman nyata karena orang itu, bisa jadi, tidak jujur pada kita. Teman di kehidupan nyata jauh lebih berharga daripada teman maya.

6. Jangan Main Judi

Game yang melibatkan taruhan uang di dalamnya bisa dibilang judi. Jaman sekarang, game itu hadir dalam bentuk game elektronik seperti bola tangkas, judi kartu, game koin, dan game lainnya yang bisa dimainkan secara online dan bebas beredar di internet.

Judi bisa bikin kita miskin mendadak. Judi online, misalnya, semua sudah di-setting. Bandar tidak akan pernah rugi karena sistem sudah menetapkan berapa keuntungan bandar. Semua merugikan kita. Sebab, selain dosa, main game judi juga bisa bikin kita lupa waktu, lupa keluarga, dan pastinya, lupa sama Tuhan.

7. Jangan Hamburkan Uang

Sayangi uang Anda dan sebaiknya ditabung untuk bekal masa depan dan untuk jaga-jaga saat nggak punya duit. Hitung semua pengeluaran dari nge-game, seperti ongkos transpor, listrik, akses internet, makanan, minuman, bayar rental, dan lain-lain.

Hitung juga nilai waktu yang Anda buang percuma untuk main game seandainya waktu itu anda pakai untuk kegiatan yang menghasilkan.

Ada orang yang suka main game untuk mengejar hadiah tiket/kupon untuk ditukarkan dengan hadiah yang nilainya jauh lebih rendah dari uang yang telah kita keluarkan untuk main game. Hitung penghematan jangka panjang yang dapat anda lakukan jika semua uang itu Anda kumpulkan.

8. Jangan Main Game Bajakan

Bayangkan orang-orang yang sudah susah payah membuat game dengan modal uang besar, otak pikiran yang terkuras habis, serta tenaga dan keringat selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

Kita tinggal seenaknya beli game copy-an dari tukang bajak dengan harga yang sangat murah. Pengembang game tidak dapat apa-apa, penjahat tukang baja game dapat uang besar dan kaya raya. Kita pun akhirnya dapat dosa.

Kalau tidak punya uang banyak, usahakan tidak memainkan game komersial yang didistribusikan secara tidak gratis. Cari game-game yang bersifat free alias gratis lisensinya. Di internet kita bisa download game gratis, demo, dan game yang bisa dimainkan secara online langsung di internet tanpa menginstal game-nya.

9. Sayangi Tubuh Anda

Jika suatu game membuat kita pusing karena sudut pandang game yang tidak sesuai dengan kemampuan otak kita, segera hentikan dan jangan mainkan lagi. Buat apa kita main game tapi membuat badan kita menjadi sakit.

Bisa jadi game yang dimainkan bikin pegal, capek dan lemas jika dimainkan terlalu lama. Bisa juga bikin jari tangan kita sakit dan banyak keluhan tubuh lainnya. Intinya kita harus mengetahui batasan ketahanan tubuh kita pada game yang ada. Jangan terlalu banyak main game yang tidak bagus untuk tubuh kita.

Benarkah Facebook Membuat Pelajar Bodoh

Facebook sebagai salah satu situs jejaring sosial yang paling digemari di dunia telah memikat hati para penggunanya. Tapi tahukah Anda Facebook memiliki dampak yang negatif terhadap pelajar? Hal ini didasarkan menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University.

Facebook memiliki berbagai macam layanan yang membuat penggunanya betah mengakses situs tersebut, hal inilah yang menyebabkan penggunannya tidak mau lepas darinya. Jadi semakin sering Anda menggunakan Facebook maka makin sedikit waktu yang dapat Anda luangkan untuk belajar maka berimbas pada nilai yang semakin buruk.

Studi yang dilakukan terhadap 219 Mahasiswa Ohio State University ini, hanya meneliti hubungan penggunaan Facebook dengan nilai yang didapatkan di sekolah.

Dengan menggunakan Facebook, penggunanya mempunyai rasa ketertarikan untuk selalu mengetahui status yang terjadi pada teman-temannya. Belum lagi aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalam Facebook membuat pengguna terlena sehingga menyita waktu untuk belajar.

Untunglah bukan itu yang dilaporkan oleh peneliti Ohio State University. Namun disebutkan bahwa 65% mahasiswa setiap hari mengakses Facebook minimal satu kali dan menghabiskan setidaknya satu jam di laman tersebut. Yang menarik, 79% dari pengguna Facebook merasa bahwa menggunakan laman tersebut tidak mempengaruhi kualitas pekerjaan mereka. Namun yang terpengaruh adalah nilai ujian.

“Hal ini seperti perbedaan antara nilai A dan B,” ujar Aryn Karpinski seorang peneliti dari Ohio State kepada

Teknologi vs moral

ERA informasi dan globalisasi sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah memberikan dampak pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Perubahan masyarakat akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membawa dampak yang besar pada budaya, nilai, dan agama. Nilai-nilai yang sementara ini dipegang kuat oleh masyarakat mulai bergeser dan ditinggalkan. Sementara nilai-nilai yang menggantikannya tidak selalu sejalan dengan landasan kepercayaan atau keyakinan masyarakat, sehingga penyimpangan kian subur dan berkembang.

Dalam situasi seperti ini, remaja dan mahasiswa yang sedang berada dalam kondisi psikologis yang labil menjadi korban pertama, sebagaimana terjadi dalam berbagai kasus hedoisme, konsumerisme, hingga peningkatan kenakalan remaja dan narkotika.

Hal ini semakin membuktikan bahwa nilai-nilai hidup tengah bergeser sehingga membingungkan para remaja, menjauhkan mereka dari sikap manusia yang berkerpibadian, khususnya para pelajar dan mahasiswa yang sedang mengalami proses kegalauan yang parah dalam mencari jati diri.

Pendidikan agama yang selama ini menjadi tameng utama bagai generasi muda mulai dirasakan kurang berpengaruh dan lebih tepatnya kurang diminati, mengingat orang tua tenggelam dalam kesibukannya masing-masing, sedangkan lingkungan dan pergaulan yang tidak steril dari perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial dan agama.

Sementara sekolah dan perguruan tinggi, padat dengan pencapaian tujuan kurikulum yang menonjolkan aspek komunikatif. Output pendidikan lebih banyak menghasilkan pengetahuan, tetapi tidak mampu menghadapi tantangan hidup dan kehidupan (survive).

Standar moral dan spiritual anak nyaris tanpa sentuhan, sehingga nilai dan norma yang tertanam pada diri anak hanya sesuatu yang absurd. Maka pendidikan agama sebagai pembinaan nilai dan moral dituntut untuk dapat menangulangi dan mengantisipasinya sehingga masa depan mereka khususnya dan bagi bangsa pada umumnya dapat diselamatkan. Maka penting sekali pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai imtaq dan iptek dalam rangka untuk mengantisipasi/ meminimalisasi semakin terpuruknya akhlak anak bangsa.

Apabila proses pembelajaran semacam ini berhasil direalisasikan, muncul keoptimisan bahwa di samping agar peserta didik memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), niscaya proses pendidikan juga dapat mendasari bagi terbentuknya akhlak atau perilaku generasi muda kita secara seimbang, sehingga pada gilirannya nanti dapat membentuk manusia Indonesia yang utuh dengan dilandasi iman dan taqwa (imtaq).

Dengan kata lain proses pendidikan tersebut dapat menciptakan generasi muda harapan bangsa yang berilmu amaliyah, beramal ilmiyah, dan bertaqwa ilahiyah.

Di samping itu, rendahnya pendidikan masyarakat, sistem pendidikan yang tidak mapan, struktur ekonomi yang keropos, serta jati diri bangsa yang belum terinternalisasikan, juga menjadikan bangsa rentan terhadap nilai-nilai baru yang datang dari luar.

Nilai-nilai barat yang sebagian berseberangan dengan nilai-nilai ketimuran dengan mudah diadopsi, terutama oleh generasi muda. Nilai yang mudah ditiru pada umumnya adalah nilai-nilai yang berisi kesenangan, permainan, dan hedonisme yang sering kali membawa dampak buruk. Sebaliknya, nilai- nilai positif dari barat seperti kecerdasan dan kemajuan Iptek tidak diserap dengan baik. Menghadapi persoalan tersebut, di kalangan ahli pendidikan sepakat untuk membina dan mengembangkan pendidikan nilai, moral, dan norma dengan formulasi pendidikan agama yang sesuai dengan kenyataan yang dihadapi saat ini.

Bangsa Indonesia yang berwatak sosialistik-religius bercita-cita meraih kehidupan yang seimbang, serasi, dan selaras antara kehidupan batiniah dengan kehidupan fisik materiil, di mana nilai keagamaan menjadi dasar atau sumber motivasinya.

Bila perkembangan iptek tanpa didasari dengan ajaran agama atau tanpa dilandasi dengan ketakwaan kita pada Tuhan, jenis-jenis perilaku indisipliner dapat terjadi yang terdiri atas perilaku berkatagori pelanggaran kriminal dan non kriminal. Penyebab terjadinya perilaku itu adalah faktor lingkungan yang merangsang dan secara pribadi sesuai dengan motivasi.

Sedangkan pendidikan agama saat ini dipandang berhasil hanya dengan melaksanakan ritual agama. Sementara aspek ekonomi, sosial, dan budaya tidak begitu diperhatikan, sehingga nilai-nilai agama lepas dari penganutnya atau dengan kata lain pelaksanaan ritual agama oleh seseorang terlepas dari perilaku sosialnya.

Ada beberapa tawaran konsep kurikulum yang dipersiapkan untuk membekali anak didik agar berkualitas dan profesional dalam menghadapi tantangan zaman. Pertama harus menonjolkan tujuan agama dan akhlaqul karimah, dalam materi atau pelaksanaannya, karena seiring sekali dari penerapan materi pelajaran, tidak dikaitkan dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat sehingga yang ada hanyalah pemenuhan pemahaman yang bersifat pengetahuan saja.

Kedua, kandungan materi pendidikan yang mencakup aspek jasmani, intelektual, spiritual, dengan diimbangi dari ketiga hal tersebut, anak didik diharapkan dapat memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa.

Ketiga, adanya keseimbangan antara ilmu syariat dengan ilmu umum. Selama ini seolah-olah terjadi pengkotak- kotakan antara ilmu yang berhubungan dengan teknologi dan ilmu yang berhubungan dengan agama, sehingga ibarat dua kutub yang saling berlawanan tidak akan pernah bisa bertemu.

Keempat, harus mempertimbangkan perkembangan dan kondisi psikologi anak didik. Dalam era modern seperti sekarang ini, laju perkembangan iptek sangat mempengaruhi karakter kepribadian dan berpikir para remaja, sehingga apabila tidak disesuaikan dengan psikologi anak didik, pasti dapat menghancurkan kepribadiannya itu sendiri.

Jadi akhirnya perkembangan informasi dan teknologi tidak bisa dianggap sebagai batu sandungan terhadap perkembangan moral bangsa. Dengan reformulasi kembali metode atau materi pendidikan, sehingga aktualisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting terutama dalam memberikan sumbangan pada masyarakat.

TANAMKAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN DENGAN KETELADANAN

Penanaman nilai-nilai kehidupan kepada anak didik membutuhkan keteladanan dari guru, orangtua, dan masyarakat. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Demikian rangkuman pendapat Kepala Pusat Ku-rikulum Balitbang Depdiknas, Diah Harianti, Ketua STF Driyarkara Jakarta, J Sudarminta, dan Kepala Pengelolaan Yayasan Pendidikan Jaya, Tony Soehartono dalam seminar "Pendidikan Nilai-nilai Kehidupan: Menuju Manusia Indonesia yang Bermartabat dan Berbudaya" di Jakarta, Sabtu (18/11). Seminar yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta ini juga menghadirkan pembicara lain, seperti Daniel Sparringa, Engelina T Bonang, dan Astrid Gisela Herabadi.

Menurut Diah, berbagai permasalahan yang muncul dewasa ini, seperti maraknya kekerasan di jalanan, keluarga, dan sekolah, perilaku korupsi, perusakan lingkungan, etika yang menipis, kurangnya tanggung jawab dan tenggang rasa, memunculkan "gugatan" tentang hal-hal apa saja yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi, termasuk kebijakan Depdiknas untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak didik.

Dalam peraturan perundangan disebutkan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional itu, lanjut Diah, diterjemahkan ke dalam standar isi pendidikan, selanjutnya ke kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam misalnya, nilai-nilai kehidupan yang ingin ditanamkan, antara lain keyakinan terhadap kebesaran Tuhan dan meningkatkan kesadaran untuk berperan serta memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

Apabila sekolah merasa mata pelajaran yang dirancang secara nasional masih kurang menanamkan nilai-nilai kehidupan, sekolah berhak mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Misalnya, di Ambon dan Aceh telah dikembangkan pendidikan perdamaian.

"Mata pelajaran yang diberikan kepada anak didik di sekolah telah mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Yang penting adalah teladan guru dan orangtua. Kalau ingin anak-anak sopan, ya kita harus sopan terlebih dahulu. Anak-anak itu melihat contoh," kata Diah.

Panduan

Dalam pandangan J Sudarminta, pendidikan nilai-nilai kehidupan sebagai bagian integral kegiatan pendidikan pada umumnya adalah upaya sadar dan terencana membantu anak didik mengenal, menyadari, menghargai, dan menghayati nilai-nilai yang seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilaku sebagai manusia dalam hidup perorangan dan bermasyarakat. Pendidikan nilai akan membuat anak didik tumbuh menjadi pribadi yang tahu sopan-santun, memiliki cita rasa seni, sastra, dan keindahan pada umumnya, mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, bersikap hormat terhadap keluhuran martabat manusia, memiliki cita rasa moral dan rohani.

"Pendidikan nilai-nilai kehidupan tidak dapat berlangsung baik kalau tidak ditunjang keteladanan pendidik dan praksis sosial yang kontinu dan konsisten dari lingkungan sosial," katanya.

Sedangkan Tony Soehartono menyatakan, proses belajar-mengajar harus mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun, konsep pendidikan di Indonesia cenderung mengarah pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotorik ditempatkan pada peran sekunder.

Dengan melihat kecenderungan itu, Yayasan Pengelola Pendidikan Jaya memberikan mata pelajaran budi pekerti, program pamong, dan program pelatihan motivasi.

"Pendidik secara terus-menerus harus diberi pemahaman bahwa nilai-nilai kehidupan tidak bisa begitu saja diajarkan, tetapi harus disertai keteladanan oleh pendidik itu sendiri," katanya.

Multikulturalisme

Terkait pendidikan nilai, pakar sosiologi-politik Universitas Airlangga Surabaya, Daniel Sparringa menyampaikan pandangan tentang multikulturalisme yang merupakan sebuah formasi sosial yang membukakan jalan bagi dibangunnya ruang-ruang bagi identitas yang beragam, sekaligus jembatan yang menghubungkan ruang-ruang itu untuk sebuah integrasi.

Menurutnya, mempromosikan multikulturalisme merupakan upaya membangun kesadaran tentang pentingnya kelompok-kelompok etnis dan budaya memiliki kemampuan berinteraksi dalam ruang bersama. Untuk itu, diperlukan pendekatan pro-eksistensi yang menggeser pendekatan ko-eksistensi yang selama ini dianggap menjadi dasar multikulturalisme.

"Prinsip pro-eksistensi ditandai tidak saja oleh hadirnya kualitas hidup berdampingan secara damai, tetapi juga kesadaran untuk ikut menjadi bagian dari usaha memecahkan masalah yang dihadapi kelompok lain. Prinsip pro-eksistensi mengundang hadirnya nilai-nilai solidaritas sosial, empati sosial, dan humanisme," kata Daniel. (Adapted from Suara Pembaruan, 20 November 2006)

[yap/pr-11/06]

Tv Tuner for notebook or pc

KWorld PlusTV Hybrid USB Stick (DVB-T 323U)
Diarsipkan di bawah: Multimedia, Review — Go Han @ 17:00
Tags: TV Tuner

Title

Perkembangan teknologi TV di Indonesia mulai memasukan fasa baru di pertengahan tahun 2009 ini. Ditandai dengan mulai diterapkannya sistem penyiaran TV digital dengan menggunakan standar Digital Video Broadcasting – Terrestrial (DVB-T). Adapun kelebihan dari sistem TV Digital dibandingkan dengan sistem TV Analog adalah hilangnya gangguan noise (bintik-bintik salju atau semut) pada gambar yang biasa muncul ketika sinyal yang diterima kurang kuat.

Untuk menyongsong era digital tersebut, KWorld Computer Co. Ltd., sebagai salah satu produsen produk-produk multimedia utama di dunia menghadirkan salah satu produk TV tuner-nya yang mendukung sistem TV Digital tersebut. Adapun tipe yang hadir di tempat kami saat ini adalah PlusTV Hybrid TV Stick (DVB-T 323U).

Kemasan

Didalam paket standarnya, dapat ditemui item-item berikut ini:

* Dongle PlusTV Hybrid TV Stick (DVB-T 323U)
* Antena mini
* Remote control
* Kabel Ekstender USB
* CD driver & utility untuk Windows XP/MCE/Vista 32/64-bit
* CD CyberLink PowerProducer & PowerDirector
* PlusTV Analog Stick Quick Start Guide

Bundling

Bundle Standar
Ergonomi
DVB-T 323U Dongle

Bentuk fisik

Dari sisi dimensi dan desain, sekilas tidak ada perbedaan yang signifikan antara TV tuner DVB-T 323U ini dengan TV tuner PVR-TV 305UDE yang pernah saya review sebelumnya. Hal yang membedakan mereka hanyalah pada bentuk colokan antena yang terdapat pada bagian belakang TV tuner tersebut, dimana PVR-TV 305UDE masih menggunakan standar Coaxial, sedangkan DVB-T 323U menggunakan standar RF. Dengan digunakannya standar RF, maka pengguna di Indonesia tentunya sangat dimudahkan karena tidak lagi memerlukan konverter bila ingin mencolokan TV tuner ini ke antena rumah yang telah ada sebelumnya.
DVB-T 323U vs PVR-TV 305UDE

323U (bawah) vs 305UDE (atas)
DVB-T 323U vs PVR-TV 305UDE (Antenna Input)

Colokan Antena : 323U (kiri) vs 305UDE (kanan)
Slider Cap

Slider Pelindung Konektor
Dongle Size in Palm

Kecil dan Ringkas
Fitur

Berikut ini beberapa fitur yang dapat ditemui pada TV tuner ini.

* Portable TV stick with easy plug and play USB 2.0 interface
* Supports worldwide Analog TV from cable/air TV and free-to-air digital terrestrial TV reception on your PC or laptop
* Support Netbook
* Powers-off the PC by remote control
* Supports real-time video recording
* Supports Time-Shifting and Scheduled-Recording function
* Fully supports Vista Premium/Windows Media Center 32/64-bit

Pengujian

Dalam melakukan pengujian ini, saya menggunakan konfigurasi sebagai berikut:
Netbook Gigabyte BookTop M1022M

* Intel Atom N270 (1.6GHz)
* 1GB RAM DDR2
* 160GB SATA HDD
* Mobile Intel® 945GSE Express Chipset+ ICH7M
* 10.1″TFT-LCD WSVGA, 1024×600 with LED backlit
* Microsoft® Windows® XP Home

Aplikasi dan driver:

* Driver TV Tuner v.5.7.0622.0
* HyperMedia v2.60.00.0050.081017
* HyperMedia Center v3.60.00.0110
* TiVme Beta (20090617)

Lokasi pengujian berada pada lantai 4 salah satu ruko di jalan Pangeran Jayakarta (Jakarta Pusat) dengan menggunakan antena mini yang disertakan di paketnya.

Berikut ini beberapa gambar screenshot hasil pengujian:
1. Analog TV
TiVMe - Analog - 23. B TVTiVMe - Analog - 27. SpaceToonTiVMe - Analog - 29. Trans TVTiVMe - Analog - 33. O-Channel
TiVMe - Analog - 35. Elshinta TVTiVMe - Analog - 37. TPITiVMe - Analog - 39. TVRI NasionalTiVMe - Analog - 41. Indosiar
TiVMe - Analog - 43. RCTITiVMe - Analog - 45. SCTVTiVMe - Analog - 47. ANTVTiVMe - Analog - 49. Trans 7
TiVMe - Analog - 51. Global TVTiVMe - Analog - 53. TV OneTiVMe - Analog - 55. Jak TVTiVMe - Analog - 57. Metro TV
TiVMe - Analog - 59. DAAI TV

Analog TV

2. Digital TV (DVB-T)
TiVMe - DVB-T - 1. SCTVTiVMe - DVB-T - 2. ANTVTiVMe - DVB-T - 3. TV OneTiVMe - DVB-T - 4. Trans TV
TiVMe - DVB-T - 5. Trans 7TiVMe - DVB-T - 6. Metro TV

Digital TV

3. CPU Utilization

* HyperMedia v2.60.00.0050.081017
HyperMedia 2 - CPU Utilization - Analog TV HyperMedia 2 - CPU Utilization - Digital TV

HyperMedia - CPU Utilization
* HyperMedia Center v3.60.00.0110
CPU Utilization - Analog TV CPU Utilization - Digital TV

HyperMedia Center - CPU Utilization
* TiVme Beta (20090617)
TiVMe - CPU Utilization - Analog TV TiVMe - CPU Utilization - Digital TV

TiVMe - CPU Utilization

Dari hasil-hasil screenshot diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan TV tuner ini dalam menangkap sinyal-sinyal TV tergolong cukup bagus. Dan walaupun hanya menggunakan Netbook, CPU Utilization yang terekam juga termasuk cukup rendah. Hal ini menjadikan TV tuner ini cocok digunakan pada notebook-notebook dengan prosesor kecepatan rendah sekalipun.
Kesimpulan

Ringkas dan kecil merupakan kesan pertama yang bisa didapatkan dari TV tuner PlusTV Hybrid USB Stick (DVB-T 323U) dari KWorld ini. Dengan kemampuan menangkap sinyal TV Analog dan TV Digital dalam satu perangkat, perangkat ini tentunya layak dijadikan pilihan bagi Anda yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. Tingkat CPU Utilization yang cukup rendah tentunya juga menjadikan perangkat ini cocok disandingkan dengan perangkat-perangkat Notebook maupun Netbook yang menjadi tren pasar saat ini. :D
Pros

* Ringkas dan kecil
* Kemampuan menerima sinyal baik
* Kompatible dengan Netbook
* CPU Utilization Kecil
* Bundle Antena Mini

Cons

* Suhu terasa hangat ketika dioperasikan dalam jangka waktu lama

Harga MSRP: US$ 60